Login Emis Pendis Samsuddin Srg Blog
Simdat Madrasah & Pontren Simdat Pend.Tinggi Agama Islam user manual Aplikasi RA/BA

Video Prudential Syariah Indonesia

Ingin Bergabung di Prudential Syariah

Berarti anda orang yang pintar Hubungi Sdr.Samsuddin Siregar, S.Ag Kemenag Pematang Siantar.

Selamat Bergabung di Prudential Syariah Indonesia

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Selamat datang di Blog Samsuddin Siregar, S.Ag Kemenag Pematang Siantar. Ini adalah salah satu jalur komunikasi yang bisa diakses publik. Informasi tentang kebijakan, program, dan kegiatan Pengawas SD/MI dilingkungan Kemenag Pematang Siantar bisa diperoleh. Sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mengalokasikan anggaran 20% dari APBN, pengembangan pendidikan Islam menyentuh sejumlah target strategis, baik dalam konteks peningkatan akses, peningkatan mutu, maupun penguatan tata kelola.

Melalui media situs ini, pembaca akan dapat mengikuti perkembangan yang terjadi dalam konteks pembangunan pendidikan Islam sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional.

Selamat membaca Wassalam,

Samsuddin Siregar, S.Ag

Jumat, 13 April 2012

METODE HATTAIYYAH

MENGATASI KETIDAKMAMPUAN  BACA TULIS  AL QUR’AN
MELALUI METHODE HATTAIYAH  DI  SEKOLAH  ( SUATU TINJAUAN )
OLEH : SAMSUDDIN SIREGAR.

BAB I
PENDAHULUAN

ABSTRAKSI
 Kemampuan membaca dan menulis  huruf Al Qur’an  merupakan suatu keharusan bagi  siswa  di sekolah  formal  karena merupakan bagian dari  Pembelajaran PAI  dan merupakan  hal yang pertama di pelajari, apabila peserta didik tidak mampu membaca dan menulis huruf Al Qur’an  akan menjadi masalah bagi guru PAI yang bersangkutan . Mathode  Hattaiyah merupakan solusi yang tepat  dalam mengatasi permasalahan tersebut karena waktu yang dibutuhkan lebih singkat dan sistem pembelajarannya lebih praktis

A.    Latar Belakang Masalah.

Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi  yang membawa dampak signifikan dalam tata nilai kehidupan masyarakat , tata nilai tersebut  diantaranya lemahnya keyakinan  beragama, sikap individualitas, materialistis, hal ini bertentangan dengan ajaran  Agama Islam , Kondisi  nyata dapat terlihat  dalam kehidupan sehari hari.
 Seperti yang di kemukakan oleh (Salamah, 2004) bahwa proses belajar mengajar PAI  khususnya sekolah  menengah  belum dilaksanakan secara optimal  sehingga perannya  sebagai mata pelajaran yang berorientasi pada pembentukan nilai nilai keimanan dan ketaqwaan  kepada Allah  SWT serta  akhlak  mulia belum dapat dicapai dengan  efektif, beberapa hal yang menyebabkan  rendahnya peranan dan efektifitas  Pendidikan Agama Islam  dalam membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada  Allah SWT serta berakhlak mulia  adalah :
1.      Pendidikan  Agama Islam selama ini dilaksanakan  menggunakan pendekatan pembelajaran yang kurang  sesuai dengan tujuan yang hendak di capai.
2.      Materi pembelajaran PAI  yang lebih banyak bersifat teori, terpisah pisah, terisolasi  atau kurang terkait dengan pembelajaran lain  dan antar sub  mata pelajaran  PAI itu sendiri, yakni antara unsur Alquran, Keimanan, Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Islam yang disajikan sendiri sendiri.
3.      Model  pembelajarannya bersifat konvensional  yakni lebih menekankan  pada pengayaan pengetahuan ( kognitif pada tingkat rendah)  dan pada pembentukan  sikap (afektif) serta pembiasaan ( psikomotorik)  sehingga pendidikan Agama Islam yang bertujuan untuk  membentuk siswa memiliki pengetahuan  tentang ajaran  Agama Islam  serta mampu  mengaplikasikan  dalam bentuk  akhlak  mulia  belum bisa digapai.
Sebagai institusi pendidikan formal sekolah merupakan  suatu lembaga yang  berperan melahirkan  generasi  generasi yang mampu menjalankan  agamanya masing masing, Agama Islam salah satu agama yang di akui dan termasuk  agama yang banyak di  anut penduduk Indonesia   kurang lebih  85 % dari total penduduk .
Al Qur’an merupakan kitab suci Agama Islam yang berisi pedoman dan tuntunan dalam kehidupan sehari hari  baik hubungan kepada Allah ( hablum minAlloh) maupun hubungan antara sesama manusia (wa hablum minannas). Alqur’an dapat dipahami dan dipelajari dengan baik apabila sudah mampu membacanya dengan baik dan benar, dan juga bisa mengamalkan ajaran ajaran yang terkandung di dalamnya, dengan mengamalkan ajaran  ajaran yang terkandung dalam  Alqur’an akan melahirkan generasi yang Qur’ani yakni generasi yang mampu mengamalkan ajaran Alqur’an dengan benar, dengan memahami Alqur’an atau mampu membaca Alqur’an dengan baik disertai dengan lagu maka seseorang tersebut di sebut Qori maupun Qoriah,   namun harus di akui  secara jujur masih banyak umat Islam yang belum bisa membaca Al qur’an dengan  baik, bahkan ada yang tidak bisa membaca sama sekali,
. Kondisi  ini tidak terlepas dari pengaruh kehidupan masyarakat  secara umum yang kurang memperhatikan   pendidikan agama diantaranya membaca Al Qur’an,  peranan Pendidikan Agama Islam  di sekolah  secara khusus di nilai telah gagal dalam  mengentaskan  kemampuan CALISQUR ( Baca Tulis Al-Qur’an) bagi anak didik, dan kemampuan membaca Alqur’an bukan merupakan prioritas utama dalam pembelajaran PAI di Sekolah , sehingga  seorang guru lebih mengutamakan  penyelesaian  Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah di tetapkan  pemerintah . Ketidakmampuan  siswa  membaca dan menulis  huruf Alqur’an di sebabkan oleh  dua faktor yakni faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal yang  berasal dari keluarga siswa, orang tua siswa kurang peduli dengan pendidikan Agama Peserta didik, seorang siswa tidak bisa membaca  Al qur’an,  bagi orang tua siswa masalah yang serius  tapi bagi mereka  dianggap hal biasa saja.  Sehingga tidak ada usaha dari orang tua untuk mengajari anaknya  agar pandai membaca Alqur’an dan bahkan juga orang tuanya sama sekali tidak bisa membaca Alqur’an
Faktor internal, keinginan guru Pendidikan Agama Islam untuk membantu siswa  untuk belajar membaca dan menulis huruf Alqur’an sangat kurang, pada umumnya para guru  lebih mengutamakan  penyelesaian program pembelajaran yang telah di tetapkan, dari pada mengatasi ketidak mampuan siswa  membaca dan menulis Al-Qur’an ,
Dalam Standar Isi Pelajaran Alqur’an merupakan Kompetensi Dasar paling awal di pelajari, hal ini  menuntut siswa harus pandai membaca Alqur’an dengan baik dan benar, untuk mengatasi permasalahan diatas   yang berkaitan dengan  ayat ayat Alqur’an  guru menuliskan  ayat tersebut dalam transliterasi  Arab Indonesia,  namun hal tersebut tidak bisa mengatasi ketidak mampuan siswa dalam membaca dan menulis huruf Alqur’an, sehingga peserta didik terkendala  dalam mengikuti pembelajaran, tidak ada kreatifitas dan inovasi guru dalam pembelajaran menyebabkan  kemampuan siswa membaca  Al qur’an  terabaikan. Jika ini terus berlanjut  maka lama kelamaan peserta didik tidak ada yang mampu membaca Alqur’an sesuai dengan yang diharapkan, anak didik tidak akan mampu mempelajari Alqur’an dan tidak bisa mengamalkan apa yang terkandung dalam Alqur’an  maka tujuan untuk  membentuk siswa memiliki pengetahuan  tentang ajaran  Agama Islam  serta mampu  mengaplikasikan  dalam bentuk  akhlak  mulia  tidak  bisa digapai. Karena  semuanya  bermuara pada Alqur’an.
Dalam Methode Hattaiyah, siswa diajak mempelajari baca tulis Alqur’an dengan sangat mudah di fahami dan menyenangkan. peserta didik  arahkan belajar sendiri setelah di beri bimbingan dan arahan,  kemudian peserta didik di beri latihan latihan yang bisa menambah kemampuan membaca dan menulis  Alqur’an dengan cepat. Prinsip prinsip yang digunakan dalam methode Hattaiyah adalah (1) Mampu / mengetahui alpabet  A s.d Z  (2.) Pengenalan  Huruf  Alqur’an  dimulai dengan huruf  abjad. (3.)  Setiap  tatap muka  diberi latihan menulis untuk  memperkuat ingatan peserta didik. (4). waktu yang digunakan hanya  90 menit setiap tatap muka. Dengan prinsip prinsip tersebut diatas diharapkan peserta didik mampu membaca dan menulis Alqur’an dengan baik dan benar dalam waktu singkat  tanpa menyita banyak waktu seperti methode  methode pembelajaran  Alqur’an  lainnya. Pada akhirnya peserta didik akan mampu mempelajari isi kandungan Al qur’an  untuk diamalkan dalam kehidupan sehari hari setelah mengetahui dasar dasar pemahaman dalam membaca dan menulis Alqur’an .


BAB II
KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori.
  1. Methode Hattaiyyah.
Dari beberapa Methode cara cepat membaca Alqur’an Methode  Hattaiyyah merupakaan salah satu methode membaca dan menulis Alqur’an  sistem cepat  dari beberapa methode yang ada, diantara methode yang terkenal saat ini adalah  Methode  Iqro yang di mulai dari a i u, ba,bi bu dan seterusnya serta  Methode Al Baghdadiyah yakni methode yang biasa di laksanakan di pedesaan yang di  baca  mulai dari alif, ba, ta,tsa serta masih banyak lagi methode methode lainnya (Usman, 1999)
Methode Hattaiyyah pertama kali di temukan oleh  Al Ustazd  Drs. H Muhammad  Hatta bin Usman, methode ini pada awalnya berkembang di  Provinsi Riau tempat penulis methode ini berasal, kemudian  pada Tahun 1988 menyebar ke sebagian Provinsi di Indonesia, dan pada Tahun  1994 menyebar keseluruh negara negara Asean  dan bahkan sampai ke Inggris, Jerman dan Perancis
Menurut Usman ( 1999:47-49) Pada methode Hattaiyyah ini,  yang bisa mengikuti methode ini adalah  yang sudah bisa membaca huruf latin  yakni mulai kelas III SD/MI dan seterusnya , karena  semua pengajaran dikaitkan dengan   huruf latin, methode ini diajarkan  kepada peserta didik diawali   dengan  huruf ”( lam )  yang dibaca L bukan lam,  sesudah dikenalkan huruf (lam) , siswa diperkenalkan  dengan tanda baca  Alqur’an lainnya  seperti : A, I,  U, AN,  IN,  UN  serta tambah ( tanda mati )  dan ganda (tasydid).  Selanjutnay siswa  di  latih membaca dan menulis, rata rata tiga huruf yang sudah di kombinasikan  kedalam berbagai bunyi  dan huruf,  persentase waktu yang di gunakan  dalam mempelajari  methode Hattaiyyah  yakni siswa belajar membaca dan latihan cara aktif 75 %  dan bimbingan guru  25 % .Setiap huruf  Alqur’an di baca menurut padanan huruf latin  seperti ( dzalika )  di baca  Z, L, K, tetapi apabila sudah  mempunyai tanda baca, maka harus dibaca menurut tanda bacanya  dan wajib difasihkan , Setiap huruf yang tidak punya tanda baca  tidak dibaca contoh ( bismillahirrohmanirrohim )  ( alim lamnya tidak dibaca),
   Methode Hattaiyyah terdiri dari  4 paket  antara lain.Paket I  mampu  membaca Alqur’an  dalam  waktu satu catur wulan  dengan cara klasikal, apabila diajarkan  dikelas dengan jumlah siswa 10-15  bagi siswa tingkat SMP  pembelajarannya dapat dipercepat,  biasanya  setiap tatap muka  rata rata 3 huruf  tetapi  5 atau 7 huruf  atau sesuai dengan kemampuan siswa , dengan cara seperti itu peserta didik belajar  lebih cepat,  dan untuk privat ( perorangan) kurang lebih   4 sampai 5 jam. Paket II   lancar membaca  Alqur’an  selam 7 jam , selanjutnya di iringi  tadarusan 10 menit  sebelum pelajaran di mulai. Paket  III  belajar hukum Tajwid  Alqur’an  setelah benar benar lancar, dan Paket  IV  belajar lagu  setelah  Tajwidnya  benar benar bagus
Ada delapan huruf  yang di beri tanda baca  A (   (  di baca  menjadi O  yakni  (ق)   qa dibaca  qo,  ( ص) sa dibaca  so, (ض)   da dibaca do, ( ط) ta dibaca to, (ظ) za dibaca zo, (غ) gha dibaca gho, (خ)  kha dibaca kho, ( ر ) ra dibaca ro.

  1. Manfaat Methode Hattaiyyah.
Methode Hattaiyyah  merupakan salah satu methode dari beberapa methode membaca dan menulis Alqur’an  cepat yang ada, keistimewaan  methode ini  adalah  dalam memperkenalkan huruf  Alqur’an dimulai dari huruf latin  sehingga  seseorang yang sudah mengenal huruf latin  akan mampu belajar membaca dan menulis Alqur’an , belajar methode Hattaiyyah  sangat bermanfaat  bagi peserta didik   yang belum bisa membaca dan menulis huruf Alqur’an sama sekali, manfaat  belajar methode Hattaiyyah  antara lain. (1) Guru lebih mudah memberikan penjelasan  tentang tata cara belajar  Methode Hattaiyyah karena  sistem pembelajarannya sangat  mudah. (2) Siswa lebih  mudah memahami   uraian pembelajaran  dalam  methode  Hattaiyah. (3) Siswa lebih mudah menganal huruf Alqur’an  karena yang diperkenalkan pertama kali adalah  huruf Latin  yang dipadankan dengan huruf Alqur’an.


BAB III
TINJAUAN/ULASAN

Kemampuan  membaca Alqur’an dengan baik merupakan salah satu hal yang amat penting bagi  setiap muslim  terutama kepada peserta didik, karena dalam pembelajaran PAI  selalu ada kaitannya dengan ayat ayat Alqur’an, untuk itu siswa  diharapkan  sudah mampu  membaca dan menulis Alqur’an dengan baik dan benar.dalam kegiatan pembelajaran  Pendidikan Agama Islam waktu yang  disediakan sangat  sedikit untuk tingkat SD   3 x 35 menit,  tingkat SLTP  2 x 40 menit dan tingkat  SLTA 2 x 45 menit per minggu. Pembelajaran PAI sangat tidak efektif  apabila  senagian siswa  belum mampu membaca dan menulia  huruf Al Qur’an dengan baik    Tindakan kreatif guru sangat  dibutuhkan  dalam menyiasati  dan menyajikan materi  pembelajaran PAI agar waktu yang tersedia dapat dipergunakan  dengan sebaik baiknya dan tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan  perencanaan yang telah disusun. agar  pembelajaran lebih mudah di pahami, lebih bermakna dan  dapat membangun kreatifitas siswa  sehingga  kemampuan siswa membaca dan menulis  huruf Alqur’an  dengan cepat, ,  salah satu cara yang dilakukan adalah dengan  memanfaatkan Methode  Attahiyyah  cara cepat membaca dan menulis Alqur’an.

Membaca  dan menulis huruf Alqur’an sangat, melalui membaca dan menulis  tidak semata mata  peserta didik  belajar membaca dan menulis saja tetapi  juga siswa belajar keterampilan berbahasa Arab, wawasan diperoleh dari melalui proses membaca, menulis dan juga mendengarkan serta melalui komunikasi lisan (berbicara). Belajar membaca dan menulis huruf Alqur’an mempunyai tujuan praktis, siswa dapat menerapkan materi pembelajaran dalam bentuk tulisan  arab , bukan sekedar teori yang mudah dilupakan, dengan menggunakan  Methode Hattaiyah  bagi siswa yang belum mampu  membaca Al Qur’an maka  siswa /peserta didik dapat membaca dan menulis  huruf Al Qur’an  dengan cepat dan benar serta dapat meningkatkan kreatifitas dalam pembelajaran  PAI  khususnya dalam  membaca dan menulis  huruf AL Qur’an dengan benar
Adapun manfaat  menggunakan methode Hattaiyyah.  antara lain :
1.      Guru lebih mudah memberikan penjelasan  tentang tata cara belajar  Methode Hattaiyyah karena  sistem pembelajarannya sangat  mudah.
2.      Siswa lebih mudah  memahami uraian pembelajaran  dalam methode Hattaiyah
3.      Siswa lebih mudah mengenal  huruf Al Qur’an, karena yang diperkenalkan pertama kali  adalah huruf latin  yang dipadankan dengan huruf Al Qur’an

BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan  tinjauan  dan pembahasan  diatas  dapat disimpulkan bahwa  Methode  Hattaiyah   dapat dipergunakan untuk  mengatasi ketidakmampuan peserta didik  dalam membaca dan menulis  huruf Al Qur’an dengan baik dan benar, karena  methode ini sangat  praktis dan  waktu yang dipergunakan relatif singkat sehingga tidak sepenuhnya mengganggu kegiatan pembelajaran  yang telah di rencanakan, dan guru  lebih mudah  memberi  penjelasan   tentang  methode  Hattaiyyah  karena sangat mudah di pahami  oleh siapapun baik untuk tingkat SD,SLTP dan SLTA maupun perguruan tinggi serta masyarakat umum lainnya yang belum mampu   menulis  dan membaca  huruf Alqur’an , oleh karena itu lebih khusus kepada  guru Pendidikan Agama Islam yang memiliki siswa yang  belum mampu  membaca dan menulis huruf Al Qur’an dengan benar  disarankan untuk  melakukan inovasi pembelajaran  dalam  mengatasi kesulitan siswa dimaksud, salah satu alternatifnya adalah menggunakan methode Hattaiyah  dan salah satu  strategi  pemberantasan  buta aksara huruf Al Qur’an.

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Studi Pendidikan dan Penyiaran Islan, Usman  Muhammad  Hatta Drs, Methode Hattaiyyah Paket I Mampu Membaca Alqur’an  Dalam Satu Catur Wulan, Jakarta, 1999

Departemen Agama RI, Direktorat  Jenderal  Kelembagaan  Agama Islam , Pengembangan Profesional dan  Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta, 2002

Salamah, Tesis Pengembangan  Model Model  Pembelajaran  Alternatif  Bagi Pendidikan Agama Islam, 2004.

Departemen Pendidikan Nasional,  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor  22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, 2006

Siregar Samsuddin, Makalah PTK, Meningkatkan Motivasi Belajar Fiqih Melalui Pendekatan  Hypnoteching pada Siswa Kelas V Semester II Madrasah Ibtidaiyah Negeri Lumban Gurning Porsea, 2010

0 komentar:

Posting Komentar