MENGATASI KETIDAKMAMPUAN BACA TULIS
AL QUR’AN
MELALUI METHODE HATTAIYAH DI
SEKOLAH ( SUATU TINJAUAN )
OLEH : SAMSUDDIN SIREGAR.
ABSTRAKSI
Kemampuan membaca dan menulis huruf Al Qur’an merupakan suatu keharusan bagi siswa
di sekolah formal karena merupakan bagian dari Pembelajaran PAI dan merupakan
hal yang pertama di pelajari, apabila peserta didik tidak mampu membaca
dan menulis huruf Al Qur’an akan menjadi
masalah bagi guru PAI yang bersangkutan . Mathode Hattaiyah merupakan solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan tersebut karena
waktu yang dibutuhkan lebih singkat dan sistem pembelajarannya lebih praktis
A.
Latar Belakang Masalah.
Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi yang membawa dampak signifikan dalam tata
nilai kehidupan masyarakat , tata nilai tersebut diantaranya lemahnya keyakinan beragama, sikap individualitas,
materialistis, hal ini bertentangan dengan ajaran Agama Islam , Kondisi nyata dapat terlihat dalam kehidupan sehari hari.
Seperti yang di kemukakan oleh (Salamah,
2004) bahwa proses belajar mengajar PAI
khususnya sekolah menengah belum dilaksanakan secara optimal sehingga perannya sebagai mata pelajaran yang berorientasi pada
pembentukan nilai nilai keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT serta akhlak
mulia belum dapat dicapai dengan
efektif, beberapa hal yang menyebabkan
rendahnya peranan dan efektifitas
Pendidikan Agama Islam dalam
membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia adalah :
1. Pendidikan Agama Islam selama ini dilaksanakan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
kurang sesuai dengan tujuan yang hendak
di capai.
2. Materi pembelajaran
PAI yang lebih banyak bersifat teori,
terpisah pisah, terisolasi atau kurang
terkait dengan pembelajaran lain dan
antar sub mata pelajaran PAI itu sendiri, yakni antara unsur Alquran,
Keimanan, Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Islam yang disajikan sendiri sendiri.
3. Model pembelajarannya bersifat konvensional yakni lebih menekankan pada pengayaan pengetahuan ( kognitif pada
tingkat rendah) dan pada
pembentukan sikap (afektif) serta
pembiasaan ( psikomotorik) sehingga
pendidikan Agama Islam yang bertujuan untuk
membentuk siswa memiliki pengetahuan
tentang ajaran Agama Islam serta mampu
mengaplikasikan dalam bentuk akhlak
mulia belum bisa digapai.
Sebagai institusi pendidikan formal sekolah
merupakan suatu lembaga yang berperan melahirkan generasi
generasi yang mampu menjalankan
agamanya masing masing, Agama Islam salah satu agama yang di akui dan
termasuk agama yang banyak di anut penduduk Indonesia kurang lebih
85 % dari total penduduk .
Al Qur’an merupakan kitab suci Agama Islam yang berisi pedoman dan tuntunan
dalam kehidupan sehari hari baik
hubungan kepada Allah ( hablum minAlloh) maupun hubungan antara sesama manusia
(wa hablum minannas). Alqur’an dapat dipahami dan dipelajari dengan baik
apabila sudah mampu membacanya dengan baik dan benar, dan juga bisa mengamalkan
ajaran ajaran yang terkandung di dalamnya, dengan mengamalkan ajaran ajaran yang terkandung dalam Alqur’an akan melahirkan generasi yang Qur’ani
yakni generasi yang mampu mengamalkan ajaran Alqur’an dengan benar, dengan
memahami Alqur’an atau mampu membaca Alqur’an dengan baik disertai dengan lagu
maka seseorang tersebut di sebut Qori maupun Qoriah, namun
harus di akui secara jujur masih banyak
umat Islam yang belum bisa membaca Al qur’an dengan baik, bahkan ada yang tidak bisa membaca sama
sekali,
. Kondisi
ini tidak terlepas dari pengaruh kehidupan masyarakat secara umum yang kurang memperhatikan pendidikan agama diantaranya membaca Al
Qur’an, peranan Pendidikan Agama
Islam di sekolah secara khusus di nilai telah gagal dalam mengentaskan
kemampuan CALISQUR ( Baca Tulis Al-Qur’an) bagi anak didik, dan
kemampuan membaca Alqur’an bukan merupakan prioritas utama dalam pembelajaran
PAI di Sekolah , sehingga seorang guru
lebih mengutamakan penyelesaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang
telah di tetapkan pemerintah . Ketidakmampuan siswa
membaca dan menulis huruf Alqur’an
di sebabkan oleh dua faktor yakni faktor
eksternal dan internal.
Faktor eksternal yang berasal dari keluarga siswa, orang tua siswa
kurang peduli dengan pendidikan Agama Peserta didik, seorang siswa tidak bisa
membaca Al qur’an, bagi orang tua siswa masalah yang serius tapi bagi mereka dianggap hal biasa saja. Sehingga tidak ada usaha dari orang tua untuk
mengajari anaknya agar pandai membaca Alqur’an
dan bahkan juga orang tuanya sama sekali tidak bisa membaca Alqur’an
Faktor internal, keinginan guru Pendidikan Agama
Islam untuk membantu siswa untuk belajar
membaca dan menulis huruf Alqur’an sangat kurang, pada umumnya para guru lebih mengutamakan penyelesaian program pembelajaran yang telah
di tetapkan, dari pada mengatasi ketidak mampuan siswa membaca dan menulis Al-Qur’an ,
Dalam Standar Isi Pelajaran Alqur’an merupakan
Kompetensi Dasar paling awal di pelajari, hal ini menuntut siswa harus pandai membaca Alqur’an
dengan baik dan benar, untuk mengatasi permasalahan diatas yang
berkaitan dengan ayat ayat Alqur’an guru menuliskan ayat tersebut dalam transliterasi Arab Indonesia, namun hal tersebut tidak bisa mengatasi
ketidak mampuan siswa dalam membaca dan menulis huruf Alqur’an, sehingga
peserta didik terkendala dalam mengikuti
pembelajaran, tidak ada kreatifitas dan inovasi guru dalam pembelajaran
menyebabkan kemampuan siswa membaca Al qur’an
terabaikan. Jika ini terus berlanjut
maka lama kelamaan peserta didik tidak ada yang mampu membaca Alqur’an sesuai
dengan yang diharapkan, anak didik tidak akan mampu mempelajari Alqur’an dan
tidak bisa mengamalkan apa yang terkandung dalam Alqur’an maka tujuan untuk membentuk siswa memiliki pengetahuan tentang ajaran Agama Islam
serta mampu mengaplikasikan dalam bentuk
akhlak mulia tidak
bisa digapai. Karena semuanya bermuara pada Alqur’an.
Dalam Methode Hattaiyah, siswa diajak mempelajari
baca tulis Alqur’an dengan sangat mudah di fahami dan menyenangkan. peserta
didik arahkan belajar sendiri setelah di
beri bimbingan dan arahan, kemudian
peserta didik di beri latihan latihan yang bisa menambah kemampuan membaca dan
menulis Alqur’an dengan cepat. Prinsip
prinsip yang digunakan dalam methode Hattaiyah adalah (1) Mampu / mengetahui
alpabet A s.d Z (2.) Pengenalan Huruf
Alqur’an dimulai dengan
huruf abjad. (3.) Setiap
tatap muka diberi latihan menulis
untuk memperkuat ingatan peserta didik.
(4). waktu yang digunakan hanya 90 menit
setiap tatap muka. Dengan prinsip prinsip tersebut diatas diharapkan peserta
didik mampu membaca dan menulis Alqur’an dengan baik dan benar dalam waktu
singkat tanpa menyita banyak waktu
seperti methode methode pembelajaran Alqur’an
lainnya. Pada akhirnya peserta didik akan mampu mempelajari isi
kandungan Al qur’an untuk diamalkan
dalam kehidupan sehari hari setelah mengetahui dasar dasar pemahaman dalam
membaca dan menulis Alqur’an .
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori.
- Methode Hattaiyyah.
Dari beberapa Methode cara cepat membaca Alqur’an
Methode Hattaiyyah merupakaan salah satu
methode membaca dan menulis Alqur’an
sistem cepat dari beberapa
methode yang ada, diantara methode yang terkenal saat ini adalah Methode
Iqro yang di mulai dari a i u, ba,bi bu dan seterusnya serta Methode Al Baghdadiyah yakni methode yang
biasa di laksanakan di pedesaan yang di
baca mulai dari alif, ba, ta,tsa
serta masih banyak lagi methode methode lainnya (Usman, 1999)
Methode Hattaiyyah pertama kali di temukan
oleh Al Ustazd Drs. H Muhammad Hatta bin Usman, methode ini pada awalnya
berkembang di Provinsi Riau tempat
penulis methode ini berasal, kemudian
pada Tahun 1988 menyebar ke sebagian Provinsi di Indonesia, dan pada
Tahun 1994 menyebar keseluruh negara
negara Asean dan bahkan sampai ke
Inggris, Jerman dan Perancis
Menurut Usman ( 1999:47-49) Pada methode
Hattaiyyah ini, yang bisa mengikuti
methode ini adalah yang sudah bisa
membaca huruf latin yakni mulai kelas
III SD/MI dan seterusnya , karena semua
pengajaran dikaitkan dengan huruf
latin, methode ini diajarkan kepada
peserta didik diawali dengan huruf ”( lam ) yang dibaca L bukan lam, sesudah dikenalkan huruf (lam) , siswa
diperkenalkan dengan tanda baca Alqur’an lainnya seperti : A, I, U, AN,
IN, UN serta tambah ( tanda mati ) dan ganda (tasydid). Selanjutnay siswa di
latih membaca dan menulis, rata rata tiga huruf yang sudah di
kombinasikan kedalam berbagai bunyi dan huruf,
persentase waktu yang di gunakan
dalam mempelajari methode Hattaiyyah yakni siswa belajar membaca dan latihan cara
aktif 75 % dan bimbingan guru 25 % .Setiap huruf Alqur’an di baca menurut padanan huruf
latin seperti ( dzalika ) di baca
Z, L, K, tetapi apabila sudah
mempunyai tanda baca, maka harus dibaca menurut tanda bacanya dan wajib difasihkan , Setiap huruf yang
tidak punya tanda baca tidak dibaca
contoh ( bismillahirrohmanirrohim ) (
alim lamnya tidak dibaca),
Methode
Hattaiyyah terdiri dari 4 paket antara lain.Paket I mampu
membaca Alqur’an dalam waktu satu catur wulan dengan cara klasikal, apabila diajarkan dikelas dengan jumlah siswa 10-15 bagi siswa tingkat SMP pembelajarannya dapat dipercepat, biasanya
setiap tatap muka rata rata 3
huruf tetapi 5 atau 7 huruf atau sesuai dengan kemampuan siswa , dengan
cara seperti itu peserta didik belajar
lebih cepat, dan untuk privat (
perorangan) kurang lebih 4 sampai 5
jam. Paket II lancar membaca Alqur’an
selam 7 jam , selanjutnya di iringi
tadarusan 10 menit sebelum
pelajaran di mulai. Paket III belajar hukum Tajwid Alqur’an
setelah benar benar lancar, dan Paket
IV belajar lagu setelah
Tajwidnya benar benar bagus
Ada delapan huruf
yang di beri tanda baca A ( ( di baca
menjadi O yakni (ق) qa dibaca
qo, ( ص)
sa dibaca so, (ض) da dibaca do, ( ط)
ta dibaca to, (ظ) za dibaca zo, (غ) gha dibaca gho, (خ) kha dibaca kho, ( ر
) ra dibaca ro.
- Manfaat Methode Hattaiyyah.
Methode
Hattaiyyah merupakan salah satu methode
dari beberapa methode membaca dan menulis Alqur’an cepat yang ada, keistimewaan methode ini
adalah dalam memperkenalkan
huruf Alqur’an dimulai dari huruf
latin sehingga seseorang yang sudah mengenal huruf
latin akan mampu belajar membaca dan
menulis Alqur’an , belajar methode Hattaiyyah
sangat bermanfaat bagi peserta
didik yang belum bisa membaca dan
menulis huruf Alqur’an sama sekali, manfaat
belajar methode Hattaiyyah antara
lain. (1) Guru lebih mudah memberikan penjelasan tentang tata cara belajar Methode Hattaiyyah karena sistem pembelajarannya sangat mudah. (2) Siswa lebih mudah memahami uraian pembelajaran dalam
methode Hattaiyah. (3) Siswa
lebih mudah menganal huruf Alqur’an
karena yang diperkenalkan pertama kali adalah huruf Latin
yang dipadankan dengan huruf Alqur’an.
BAB III
TINJAUAN/ULASAN
Kemampuan
membaca Alqur’an dengan baik merupakan salah satu hal yang amat penting
bagi setiap muslim terutama kepada peserta didik, karena dalam
pembelajaran PAI selalu ada kaitannya
dengan ayat ayat Alqur’an, untuk itu siswa
diharapkan sudah mampu membaca dan menulis Alqur’an dengan baik dan
benar.dalam kegiatan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam waktu yang
disediakan sangat sedikit untuk
tingkat SD 3 x 35 menit, tingkat SLTP
2 x 40 menit dan tingkat SLTA 2 x
45 menit per minggu. Pembelajaran PAI sangat tidak efektif apabila
senagian siswa belum mampu
membaca dan menulia huruf Al Qur’an dengan
baik Tindakan kreatif guru sangat dibutuhkan
dalam menyiasati dan menyajikan
materi pembelajaran PAI agar waktu yang
tersedia dapat dipergunakan dengan
sebaik baiknya dan tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. agar pembelajaran lebih mudah di pahami, lebih
bermakna dan dapat membangun kreatifitas
siswa sehingga kemampuan siswa membaca dan menulis huruf Alqur’an dengan cepat, , salah satu cara yang dilakukan adalah
dengan memanfaatkan Methode Attahiyyah
cara cepat membaca dan menulis Alqur’an.
Membaca dan
menulis huruf Alqur’an sangat, melalui membaca dan menulis tidak semata mata peserta didik
belajar membaca dan menulis saja tetapi
juga siswa belajar keterampilan berbahasa Arab, wawasan diperoleh dari
melalui proses membaca, menulis dan juga mendengarkan serta melalui komunikasi
lisan (berbicara). Belajar membaca dan menulis huruf Alqur’an mempunyai tujuan
praktis, siswa dapat menerapkan materi pembelajaran dalam bentuk tulisan arab , bukan sekedar teori yang mudah
dilupakan, dengan menggunakan Methode
Hattaiyah bagi siswa yang belum
mampu membaca Al Qur’an maka siswa /peserta didik dapat membaca dan
menulis huruf Al Qur’an dengan cepat dan benar serta dapat
meningkatkan kreatifitas dalam pembelajaran
PAI khususnya dalam membaca dan menulis huruf AL Qur’an dengan benar
Adapun
manfaat menggunakan methode
Hattaiyyah. antara lain :
1. Guru lebih mudah
memberikan penjelasan tentang tata cara
belajar Methode Hattaiyyah karena sistem pembelajarannya sangat mudah.
2. Siswa lebih
mudah memahami uraian pembelajaran dalam methode Hattaiyah
3. Siswa lebih mudah
mengenal huruf Al Qur’an, karena yang
diperkenalkan pertama kali adalah huruf
latin yang dipadankan dengan huruf Al Qur’an
KESIMPULAN
Berdasarkan tinjauan
dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Methode
Hattaiyah dapat dipergunakan
untuk mengatasi ketidakmampuan peserta
didik dalam membaca dan menulis huruf Al Qur’an dengan baik dan benar, karena methode ini sangat praktis dan
waktu yang dipergunakan relatif singkat sehingga tidak sepenuhnya
mengganggu kegiatan pembelajaran yang
telah di rencanakan, dan guru lebih
mudah memberi penjelasan
tentang methode Hattaiyyah
karena sangat mudah di pahami
oleh siapapun baik untuk tingkat SD,SLTP dan SLTA maupun perguruan
tinggi serta masyarakat umum lainnya yang belum mampu menulis
dan membaca huruf Alqur’an , oleh
karena itu lebih khusus kepada guru
Pendidikan Agama Islam yang memiliki siswa yang
belum mampu membaca dan menulis
huruf Al Qur’an dengan benar disarankan
untuk melakukan inovasi
pembelajaran dalam mengatasi kesulitan siswa dimaksud, salah
satu alternatifnya adalah menggunakan methode Hattaiyah dan salah satu strategi
pemberantasan buta aksara huruf Al Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Studi Pendidikan dan Penyiaran Islan,
Usman Muhammad Hatta Drs, Methode Hattaiyyah Paket I
Mampu Membaca Alqur’an Dalam Satu Catur
Wulan, Jakarta, 1999
Departemen
Agama RI, Direktorat Jenderal Kelembagaan
Agama Islam , Pengembangan Profesional dan Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta,
2002
Salamah,
Tesis Pengembangan Model Model Pembelajaran
Alternatif Bagi Pendidikan Agama
Islam, 2004.
Departemen Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi,
2006
Siregar Samsuddin, Makalah PTK, Meningkatkan
Motivasi Belajar Fiqih Melalui Pendekatan
Hypnoteching pada Siswa Kelas V Semester II Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Lumban Gurning Porsea, 2010
0 komentar:
Posting Komentar